1. Malin Kundang
Setiap orangtua biasanya untuk menasihati seorang anak agar tak berkelakuan buruk dan tak durhaka, sering ditakut-takuti dengan cerita tentang Malin Kundang. Nah, kisah si Malin Kundang ini sudah “kondang” jadi salah satu cerita yang paling dikenal di Indonesia.
Dikisahkan di sebuah wilayah di Padang, Sumatera Barat, terdapat seorang anak yang merantau hingga menjadi kaya raya. Si Malin ini malu kalau menceritakan pada orang-orang bahwa dia lahir dari seorang ibu yang miskin. Suatu ketika Si Malin pulang ke kampungnya, dia enggan mengakui ibunya sendiri dan mengklaim bahwa ibu kandungnya sudah meninggal. Sang ibu yang datang padanya pun tersayat hatinya hingga tak sengaja terucap mengutuk Si Malin jadi batu.
Seketika, si Malin yang tengah berlayar diterjang badai besar dan kapalnya hancur. Saat badai reda, si Malin yang durhaka berubah jadi batu yang berbentuk manusia tengah bersujud.
Di sebuah daerah di Dartmoor, Devon, Inggris, terdapat sebuah batu setinggi 6,6 meter yang dikenal dengan nama Bowerman’s Nose. Bentuknya sangat mirip dengan sosok manusia dengan hidung mencuat dan ternyata, ada kisah di balik batu itu. Kisah singkatnya adalah pada suatu hari, seorang pemburu bernama Bowerman.
Dia bersama kawanan anjingnya masuk hutan dan mengusik sejumlah penyihir yang tengah melakukan ritual. Salah satu anjingnya menumpahkan kuali ritual penyihir dan anjingnya disihir menjadi kelinci. Bowerman yang kabur segera dikejar dan ketika dikepung, Bowerman dikutuk jadi batu yang sekarang dikenal sebagai batu Bowerman’s Nose itu.
3. Three Sisters
Di Blue Mountains, Negara Bagian New South Wales, Australia, terdapat tiga batu lonjong yang dikenal dengan nama Meehni (setinggi 922 meter), Wimlah (918 m) dan Gunnedoo (906 m). Warga setempat meyakini bahwa tiga batu itu berasal dari tiga saudari yang dikutuk jadi batu raksasa itu.
Alkisah tiga gadis dari Suku Katoomba, yakni Meehni, Wimlah dan Gunnedoo, punya jalinan cinta dengan tiga pemuda dari Suku Nepean yang jadi musuh bebuyutan Suku Katoomba. Tiga saudari yang hendak menolong tiga pemuda dari Suku Nepean saat terjadi perang, justru dikutuk jadi batu oleh seorang dukun yang sayangnya, tewas sebelum mengubah ketiganya kembali jadi manusia.
Dalam kompleks Candi Siwa di Pranbanan, terdapat satu arca Dewi Durga Mahisashumardani. Dari berbagai versi, arca itu dikatakan perwujudan dari sosok Putri Roro Jonggrang, seorang putri jelita dari Kerajaan Boko yang ditaksir pangeran dari Kerajaan Pengging, yakni Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang meminta dibuatkan seribu candi sebagai tanda cinta yang diharapkan mustahil dibangun Bandung Bondowoso.
Dalam upayanya ketika sudah membangun 999 candi berkat bantuan para jin, Roro Jonggrang bertindak “curang” dengan menyuruh para dayang menumbuk padi agar mengira hari sudah pagi dan kemudian kabur. Bandung Bondowoso tak terima dan mengutuk Roro Jonggrang jadi arca batu untuk menggenapi candi-candi yang sudah dibangun sebelumnya.
5. Patung Wanita di Goa Putri
Di Sumatera Selatan terdapat sebuah Goa Putri dengan sebuah kisah legenda di baliknya. Dahulu kala, tersebutlah seorang Putri Dayang Merindu nan jelita yang tengah mandi di muara Sungai Semuhun. Suatu ketika, sang putri yang tengah mandi disapa seorang pemuda bernama Serunting
Pemuda ini dikenal punya kesaktian “Pahit Lidah”. Tapi saat menyapa sang putri, Serunting ‘dicuekin’ dan menganggap sang putri sombong. Saat Serunting berkata: “Sombong sekali putri kini, diam seperti batu”, seketika sang putri cantik itu berubah jadi batu.
0 Response to "5 Kisah Manusia yang Dikutuk Jadi Batu, Termasuk Malin Kundang"
Posting Komentar